Karena Mengikuti Nabi Shalallahu alaihi wa sallam, Rumah-rumah Mereka Dihujani dengan Batu
(Merenungi Nasib Saudara Kita Di Praya (Lombok Tengah, NTB))
Usai melihat gambar yang dikirim Ustadz. Abdullah Husni via WhatsApp, Saya teringat firman Allah:
“Dan sungguh, Kami akan benar-benar menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu.” (QS. Muhammad, 47:31)
Dulu, penyiksaan deras menerpa Nabi dan para sahabatnya, berupa-rupa cobaan mereka hadapi, mulai dari diusir dari rumah sendiri, diembargo, diasingkan, dan disiksa.
Sumaiyah ditombak kemaluannya membuat kita meneteskan air mata, jiwa tersayat, Yasir dicambuk, Bilal di jemur di tengah padang pasir yang panasnya menyengat sampai ubun-ubun, lalu batu besar diletakkan di atas badannya membuat hati teriris-iris mendengar kisahnya.
Nabi shalallahu alaihi wa sallam mengalami cobaan demikian hebat, hingga beberapa kali nyaris dibunuh. Sebelumnya, nabi-nabi dan para sahabat mereka mengalami hal serupa, bahkan ada di antara nabi badannya dibelah dengan gergaji.
Perjuangan mereka dalam menjalankan Islam/Sunnah, kepedihan yang mereka alami tak akan mampu kita rasakan dengan membaca kisah, mendengar cerita, sungguh berat dan berat ujian yang mereka hadapi. Ujian yang tidak akan sanggup dihadapi oleh ummat akhir jaman, namun semua itu sukses mereka lalui.
Sudah sekian kali kita mendengar saudara seakidah, semanhaj didera berbagai cobaan, kini yang teranyar kembali terulang. Dari gambar itu, terlihat bagaimana rumah saudara-saudara kita di Praya, Lombok Tengah, NTB, menjadi bulan-bulanan, diluluhlantakkan, dan dihujani dengan batu.
Ujian ini memang sudah menjadi sunnatullah, ketetapan Allah, seperti terukir dalam firman Allah di atas, tak ada yang menyangkal. Pun kalau dihitung-hitung, utusan Allah bahkan ujiannya lebih berat daripada mereka.
Sejarah pasti berulang, kejadian serupa pasti akan kembali diputar, kendati kadarnya tak sama. Sakit-tidaknya, tergantung keimanan.
Seperti Allah ingin melihat mas dari karat, mutiara dari karang, ingin melihat hamba yang saleh dari yang bejat, ingin menguji keteguhan iman hamba-Nya yang memegang sunnah, ingin memutar memori mereka untuk mengingat apa yang dialami Nabi dan para sahabatnya dulu saat menebarkan Islam, dan ingin melihat kesabaran mereka.
Namun anehnya dan teramat ganjil, ujian serupa ini justru datang bukan dari non muslim, yang memang tidak akan rela sampai orang Islam mengikuti agama mereka.
Ummat Islam! Bahkan di antara mereka rajin shalat lima waktu, mereka justru yang merusak rumah 'saudara-saudaranya', melempar dan melumatnya dengan batu, hingga rumah-rumah itu berubah bentuk.
Bukankah seorang muslim haram menyakiti muslim lainnya? Kehormatan, harga diri, darah mereka haram disentuh kecuali dengan hak.
Atau jangan-jangan mereka, maaf, muslim bajunya, namun perangai, sikap, bawaannya non muslim, jiwa-jiwa kafir tertanam pada diri mereka, kebengisan, kebencian non muslim menyusup pada pada tubuh mereka??
Sungguh sebuah perbuatan dungu yang tidak bisa dimaafkan menyakiti 'saudara sendiri' yang menjalankan dan membangkitkan sunnah yang telah lama terkubur, tertindih oleh ajaran-ajaran sesat, bid'ah-bid'ah, dsb.
Melihat nasib saudara-saudara kita yang terzalimi, saya tak kuat membendung emosi dan perasan. Sebagaimana Nabi dan para sahabat, semoga mereka sukses melaluinya. Untuk mereka, saya ingin meminjam ucapan Ustadz. Abdullah Husni:
"حسبنا الله ونعم الوكيل..
Semoga Alloh menggantikan musibah mereka dengan yang jauh lebih baik, di dunia dan akhirat.."
Oleh Ustadz Marwan Abu Abdil Malik hafizohullah
Via: Satu-Radio Lombok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar