Sabtu, 13 Februari 2016

Kisah Nyata | 17 Tahun Tinggal di Kuburan

17 Tahun Tinggal di Kuburan



Pernahkah anda mengetahui kisah ini?

Kisah seorang pemuda yang hidup selama 17 tahun dalam kuburan?

Anda mungkin mengira bahwa ia tinggal di daerah dekat kuburan.

Tidak! Dia tidak tinggal di daaerah dekat kuburan, tapi ia tinggal di dalam kuburan itu sendiri.

Bagaimana kisahnya??

Anda mungkin tidak akan mempercayai kisah ini, karena pemuda ini lahir dari keluarga berada. Ayah dan ibunya orang yang terpandang dan memiliki kekayaan yang melimpah. Dalam pandangan masyarakat sekitar, kedua orang tua ini adalah orang tua yang sempurna.

Namun orang hanya bisa menilai yang tampak.

Orang-orang tidak tahu bahwa kedua orang tua terpandang inilah yang memasukkan anaknya ke dalam kuburan dan menjalani hidup selama 17 tahun dikuburan!

Setiap hari, sang anak makan, minum dan tidur di dalam kuburan, yang peeeeeeenuh dengan kegelapan. Sang anak juga hanya bisa menjalani apa yang diberikan kedua orang tuanya tanpa perlawanan.

Menjelang ulang tahun pemuda itu yang ke-17, orang tuanya berjanji akan mengabulkan apa pun permintaan si pemuda sebagai hadiah ulang tahunnya.

Sang pemuda berfikir, inilah saatnya dia akan mengajukan permintaannya, ia tidak ingin lagi tinggal di kuburan, tapi apakah orang tuanya benar-benar akan mengabulkan permintyaanya??

Hari itu pun tiba, sang pemuda berulang tahun ke-17.

Kedua orang tuanya dating menghampiri dan menanyakan hadiah apa yang ia inginkan.

Sang pemuda menjawab, “Ayah, Ibu . . . Saya tidak meminta banyak, saya hanya minta satu hal.”

“Apa, Nak? Katakanlah, ayah dan ibu pasti akan mengabulkan permintaanmu”

“Ayah dan Ibu berjanji??”

“Tentu, Nak. Ayah dan Ibu berjanji  akan memenuhi permintaanmu, selama kami mampu.”

“Ayah . . . Ibu . . . saya tidak ingin tinggal lagi di kuburan”

“Apa?? Apa maksud permintaan itu, Nak??”

“Ayah sudah berjanji akan mengabulkan permintaanku, dan hanya itu permohonanku, yah . . . “
“iya, Nak. Ayah sudah berjanji . . . tapi . . . tapi . . . Ayah tidak mengerti, Nak.”

“Ayah, sudah 17 tahun saya tinggal di sini, tapi tidak seharipun saya mendengar Ayah dan Ibu membaca Al-Qur’an. Sedangkan Rasulullah sallallahu’alaihiwasallam mengatakan,

لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِى تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

Janganalah jadikan rumah kalian seperti kuburan karena setan itu lari dari rumah yang didalamnya dibacakan surat Al Baqarah.” (HR. Muslim no. 1860)


Saya tidak ingin tinggal lagi di kuburan, Yah.”


Ayah dan Ibu sang pemuda terdiam . . .

“Ayah dan Ibu bahka tidak pernah mengajariku bagaimana membaca Al-Qur’an. Memang, rumah ini mewah, besar dan orang-orang melihatnya sebagai istana. Tapi mereka tidak tahu, bahwa di mata Rasulullah bahwa rumah ini seperti kuburan. Jika Ayah dan Ibu mau menepati janji mengabulkan permintaanku, tolong Yah . .

Aku tidak ingin lagi tinggal di kuburan. Ajarilah aku membaca Al-Qur’an, agar rumah ini bercahaya dengan cahaya Al-Qur’an.

“Renungan…

 Di manakah kalian selama ini makan, minum, tidur, menetap?? Di rumahkah? Di kos kah? Di kontrkan kah? Atau kah di kuburan??”

Karena Rasulullah mengibaratkan rumah yang tidak pernah dibacakan Al-Qur’an di dalamnya, seperti kuburan..

Jadi, di manakah sebenarnya kalian tinggal saat ini?

Jika menurut kalian, kisah ini bermanfaat. Silahkan di-share untuk teman anda, sahabt anda, keluarga anda, ataukah bahkan orang yang tidak anda kenal sekalipun.

Jika mereka tergerak hatinya untuk menghidupkan Al-Qur;an di tempat tinggalnya setelah membaca kisah yang anda share, maka semoga Anda juga mendapatkan balasan pahala yang melimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Aamiin…

Ditulis dari sebuah video yang sangat bermanfaat oleh Muhamad Fajri.

semoga bermanfaat...


Bekasi, 5 Jumadal ‘Ula 1437 H.


Tidak ada komentar: