20 Sebab Kenapa Harus Memaafkan Orang yang Menzalimi Kita
Di mata sebagian orang memaafkan kerap dianggap enteng, lebih dari itu memaafkan kelewat sulit untuk diterapkan pada diri saat dizalimi, kenapa?
Karena, sebut Ustadz. Firanda, biasanya saat dizalimi kita ingin balas dendam, makanya yang bisa melakukannya adalah para nabi, siddiqin dan para ulama.
Kita tahu, lanjut beliau, setelah tauhid, yang paling penting adalah akhlak yang mulia, dan yang paling banyak memasukkan neraka adalah akhlak yang buruk. Salah satu akhlak yang baik adalah berbuat ihsan, contohnya adalah memaafkan. Untuk mencapai derajat ihsan, memilki keyakinan Allah selalu melihat kita tidaklah mudah. Buktinya kita sulit memaafkan, padahal Allah selalu tahu apa yang ada di hati kita.
Sementara Nabi sendiri telah memberikan contoh kepada kita. Sifat-sifat memaafkan yang dimiliki amatlah banyak untuk diuraikan. Saat membagikan ganimah pada perang hunain salah satunya, kala itu beliau dibentak dengan kerah bajunya ditarik lalu disebut tidak adil, namun beliau tak membalas, sebaliknya memaafkan. Dan banyak lagi sifat memaafkan yang dimiliki Nabi shallahu alaihi wa sallam yang lainnya.
Dalam kajian yang berlangsung di Masjid Sulaiman Fauzan Al Fauzan Bagik Nyaka, Lombok Timur, Kamis (23/7/2015), setelah menyebutkan mukaddimah panjang lebar di antaranya yang tersebut di atas, karena waktu terbatas, di hadapan lautan jamaah, Ustadz.Firanda secara maraton menyebutkan 20 sebab kenapa kita harus memaafkan orang yang menzalimi kita.
1. Hendaknya dia yakin bahwa yang membuat orang lain menzaliminya adalah Allah, tepatnya kezaliman yang menimpanya sudah merupakan garisan tangan/ takdir. Maka memiliki keyakinan seperti ini akan mendatangkan ketenteraman dalam hati. Lalu kenapa kita tidak menerima takdir dengan memaafkan orang yang menzalimi?
2. Hendaknya saat dizalimi, ia ingat akan dosa-dosanya. Kenapa dizalimi? Karena Allah sedang menimpakannya sesuatu, di antaranya karena dosa-dosanya. Dan memaafkan adalah salah satu cara untuk memperbaiki diri dan menghapus dosa-dosa tersebut.
3. Hendaknya dia ingat, memaafkan akan mendapat pahala. Memaafkan saat dizalimi adalah nikmat hakiki, bukan balas dendam, ini bukan nikmat hakiki malah azab sesungguhnya kendati ada kepuasan saat balas dendam.
4. Hendaknya dia ingat, saat dia memaafkan bahwa hatinya sedang bersih, dan ini kelezatan luar biasa, lebih dari kelezatan balas dendam.
5. Hendaknya dia tahu memaafkan karena Allah bukan karena jiwanya, akan membuatnya mulia, dan Allah akan mengangkat derajatnya.
6. Yang keenam ini dalah faedah yang paling besar di antara 20 sebab ini, yaitu tidak ada balasan kecuali sesuai perbuatan; memaafkan akan dibalas dengan dimaafkan. Dan memaafkan orang yang menzalimi akan dibalas oleh Allah dengan dimaafkan/diampuni dosa-dosanya.
7. Hendaknya dia tahu bahwa balas dendam akan membuatnya sibuk, waktunya akan habis untuk sesuatu yang tidak menguntungkan, sebaliknya akan kehilangan kebaikan-kebaikan yang banyak. Dan ini tentunya musibah yang lebih besar.
8. Balas dendam untuk diri, sesungguhnya dia sedang menolong nafsunya bukan Allah. Nabi sendiri, padahal mengganggu dirinya adalah sama dengan mengganggu Allah tapi beliau tidak pernah membela diri, yang beliau bela apabila hak Allah diganggu, lalu kita siapa dibandingkan Nabi?
9. Sabar saat dizalimi. Kita dalam berdakwah misalnya, tak ubahnya seperti orang yang berdagang, kita harus siap hujan panas, dalam berdakwah pasti akan mendapat rintangan termasuk dizalimi. Agar berhasil meraup keuntungan dalam berdakwah, tentu banyak-banyak memaafkan.
10. Hendaknya dia ingat bahwa dia bersama Allah jika dia bersabar saat dizalimi
11. Sabar disebut setengah keimanan dan syukur setengah yang lainnya. Jika dia bersabar saat dizalimi maka dia akan meraih setengah keimanan tersebut.
12. Hendaknya dia ingat ketika dia sabar saat dizalimi, dia bisa mengatur jiwanya, jiwanya akan takluk dengan sabar. Bukan sebaliknya dikuasai hawa nafsu yang membuatnya membalas lebih kejam.
13. Kalau dia bersabar saat dizalimi, Allah pasti akan menolongnya, kalau dia membalas untuk jiwanya, maka Allah serahkan kepada jiwanya. Sekarang pilih Allah atau jiwa?
14. Jika bersasabar saat dizalimi, Allah akan menjadikan orang yang menzalimi dibenci. Sebaliknya dia akan dicintai. Maka itu balaslah keburukan dengan kebaikan.
15. Balas dendam terhadap orang yang menzalimi kerap menambah parah keadaan. Sebaliknya memaafkan tak akan menuai resiko apapun.
16. Barangsiapa membiasakan balas dendam, akan kerap kembali terzalimi, karena tak ditolong Allah. Malah beresiko tinggi akan berbuat zalim pada orang lain.
17. Kezaliman yang dialami akan menghapus dosanya dan mengangkat derajatnya.
18. Sesungguhnya kalau dia memaafkan saat dizalimi, dia telah memiliki kekuatan yang sangat besar, membuat musuhnya jadi terhina. Kenapa? Acapkali dizalimi, tak membuatnya sakit hati. Ia tetap tenang dengan segala aktivitasnya, malah berbalik berbuat baik. Tentu ini akan menyiksa batin musuhnya.
19. Kalau dia memaafkan musuhnya, jiwa musuhnya akan rendah, jiwa musuhnya akan kerdil. Sebaliknya dia aka berjiwa besar dan lapang dada.
20. Kalau dia berlapang dada, maka ini akan mendatangkan kebaikan dan kebaikan, demikiam seterusnya.
Intinya, tegas Ustadz. Firanda mengakhiri ceramahnya, tengoklah firman Allah:
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ
وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ
يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
"Orang-orang yang senantiada berinfaq baik dalam keadaan senang maupun susah, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan" (Surat Al-Imran: 134).
(Intisari kajian 7 Syawwal 1436 H. bersama Ustadz Firanda Andirja, M.A hafizohullah di Masjid Al-Fauzan Bagik Nyake - Lombok Timur).
Berikut ink Kajian (MP3) http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abu%20Abdil%20Muhsin%20Firanda%20Andirja/20%20Sebab%20Kenapa%20Harus%20Memaafkan%20%28Kajian%20di%20Lombok%29
Semoga bermanfaat.
Bekasi,30 Robi'ul Akhir 1437 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar