Senin, 18 Mei 2015

HT Berdusta Atas Nama Nabi -Sallallahu 'Alaihi Wasallam-

HIZBUT TAHRIR BERDUSTA ATAS NAMA NABI -Sallallahu 'Alaihi Wasallam-

Kelompok Hizbut Tahrir adalah kelompok partai politik yang didirikan oleh Taqiyuddin An-Nabhani pada tahun 1953 di Al Quds (Baitul Maqdis), Palestina. Taqiyuddin An-Nabhani sendiri merupakan lulusan Al Azhar Mesir. Banyak ulama ahlussunnah membantah kelompok hizbut tahrir, di antaranya : Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani dalam bukunya Hizbuttahrir Mu’tazilah Gaya Baru, Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhaly, Syaikh Salim Al-Hilali, dll.

Di antara penyimpangan hizbut tahrir yang paling besar adalah, mereka(hizbut Tahrir) telah berdusta atas nama   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.  Di dalam situs resminya : hizbut-tahrir.or.id , mereka menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendirikan partai politik di mekkah dengan nama Hizbur Rosul, mereka katakan ini dalam sebuah tulisan berjudul : Saat Khilafah Berdiri, Siapa Kholifahnya ? mereka berkata : Begitulah Nabi saw. mencontohkan dan begitulah sejarah membuktikan. Nabi saw. sendiri adalah ketua partai politik, yang dikenal dengan Hizbur Rasul, ketika masih di Makkah. Nabi saw. mendidik, mempersiapkan proses perubahan dan mewujudkan perubahan bersama para Sahabat yang menjadi anggota  Hizbur Rasul (http://hizbut-tahrir.or.id/2012/06/03/saat-khilafah-berdiri-siapa-kholifahnya/), lihat di paragraf ke-3, baris  ketiga dan seterusnya.

Bantahan :

Sungguh apa yang di klaim hizbut tahrir, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  adalah ketua partai politik dan beliau sendiri ketua partai politiknya kala di Mekah adalah  kedustaan yang sangat nyata, atas nama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Padahal tidak ada riwayat yang shohih  yang disampaikan oleh para ahli hadist maupun kitab-kitab siroh yang ditulis oleh para ulama ahli sejarah seperti Ibnu Katsir dalam kitab Al Fushul fi Ikhtishari Siratur Rasul Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan kitab sirah nabawiyah dalam bagian Al Bidayah wan Nihayah, Ibnu Hisyam dalam kitab beliau Siratun Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, bnul Jauzi menulis pula tentang sirah nabawiyah dengan judul Al Wafa’ bi Ahwal Al Musthafa, Imam Al Asfahani menulis Dala’il An Nubuwah. Imam At Tirmidzi menulis Asy Syama’il, dan Ibnul Qayyim Al Jauziyah menulis dalam kitabnya, Zadul Ma’ad. Ulama ahli sejarah dari kalangan ulama ahlussunnah jaman sekarang pun mengarang kitab siroh Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallasm, di antaranya : Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri dengan kitabnya Ar Rahiq Al Makhtum, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dengan judul Mukhthasar Siratur Rasul Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ustadz Abul Hasan Ali An Nadwi dari India pun juga menulis As Sirah Nabawiyah. Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi menulis kitab Hadzal Habib, Ya Muhibb, Shahih Sirah Nabi Karya Dr. Akram Dhiya’ Al-Umuri.

Mereka semua dalam kitab siroh TIDAK PERNAH  menyebutkan DAN MERIWAYATKAN bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mendirikan partai politik di mekkah dengan nama Hizbur Rasul, yang ketua partainya Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam sendiri dan para anggotanya sahabat-sahabat beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam?

Ana katakan kepada hizbut Tahrir  : Katakanlah, “Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar.” (QS. Al-Baqarah 2:111). Apakah mereka tidak takut ancaman dari Allah Azza wa jalla?

عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَكْذِبُوْا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ يَكْذِبُ عَلَيَّ فَلْيَلِجِ النَّارَ.

“Dari ‘Ali, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah, ‘Janganlah kamu berdusta atas (nama)ku, karena se-sungguhnya barangsiapa yang berdusta atas namaku, maka pasti ia masuk Neraka.’” [HSR. Ahmad (I/83), al-Bukhari (no. 106), Muslim (I/9) dan at-Tirmidzi (no. 2660)]

عَنْ الْمُغِيْرَةِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ كَذِباً عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ.

“Dari Mughirah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: Se-sungguhnya berdusta atas (nama)ku tidaklah sama seperti berdusta atas nama orang lain. Barangsiapa berdusta atas (nama)ku dengan sengaja, maka hendak-lah ia mengambil tempat duduknya dari Neraka.” [ HSR. Al-Bukhari (no. 1291) dan Muslim (I/10), diri-wayatkan pula semakna dengan hadits ini oleh Abu Ya’la (I/414 no. 962), cet. Darul Kutub al-‘Ilmiyyah dari Sa’id bin Zaid.)]

Imam Ahmad meriwayatkan lagi (4/50) dengan lafadz.

Artinya : “Tidak seorangpun yang berkata atas (nama)ku dengan batil, atau (ia mengucapkan) apa saja (perkataan) yang tidak pernah aku ucapkan, melainkan tempat duduknya di neraka”. Sanad ini shahih atas syarat Bukhari dan Muslim.

حدثنا أبو معمر قال حدثنا عبد الوارث عن عبد العزيز قال أنس إنه ليمنعني أن أحدثكم حديثا كثيرا أن النبي صلى الله عليه وسلم قال من تعمد علي كذبا فليتبوأ مقعده من النار

Artinya : Dari Anas bin Malik, ia berkata. Sesungguhnya yang mencegahku menceritakan hadist yang banyak kepada kamu, (ialah) karena Rasulullah Alaihi Sholatu Wa Sallamtelah bersabda : “Barangsiapa yang sengaja berdusta atasku (yakni atas namaku), maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka”.Hadits shahih dikeluarkan oleh Bukhari (1/35) dan Muslim (1/7) dll.

حدثنا أبو الوليد قال حدثنا شعبة عن جامع بن شداد عن عامر بن عبد الله بن الزبير عن أبيه قال قلت للزبير إني لا أسمعك تحدث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم كما يحدث فلان وفلان قال أما إني لم أفارقه ولكن سمعته يقول من كذب علي فليتبوأ مقعده من النار

Artinya : Dari Amir bin Abdullah bin Zubair dari bapaknya (Abdullah bin Zubair), ia berkata. Aku bertanya kepada Zubair bin ‘Awwam : “Mengapakah aku tidak pernah mendengar engkau menceritakan (hadits) dari Rasulullah Alaihi Sholatu Wa Sallamsebagaimana aku mendengar Ibnu Mas’ud dan si fulan dan si fulan..? Jawabnya : Adapun aku tidak pernah berpisah dari Rasulullah sejak aku (masuk) Islam, akan tetapi aku telah mendengar dari beliau satu kalimat, beliau bersabda : “Barangsiapa yang berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka”. Hadits shahih, dikeluarkan Bukhari (1/35), Abu dawud (No. 3651) dan Ibnu Majah (No. 36 dan ini lafadznya) dll.

Maksud berdusta atas nama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu ialah: “Membuat-buat omongan atau cerita dengan sengaja yang disandarkan atas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia mengatakan: ‘Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda atau mengerjakan begini dan tidak mengerjakan hal yang demikian.’”

Orang yang berdusta dengan sengaja atas nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan masuk api Neraka.

Oleh karena itu, wajib atas kaum Muslimin untuk ber-hati-hati jangan sampai terjatuh dalam dusta atas nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hadist tentang berdusta kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi Wa Sallam mencapai derajat mutawatir arena menurut penyelidikan hadits ini diriwayatkan lebih dari 60 (enam puluh) orang Shahabat ridhwanullahi ‘alaihim jami’an, di antaranya adalah:

1. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
2. Anas radhiyallahu ‘anhu.
3. Zubair radhiyallahu ‘anhu.
4. ‘Ali radhiyallahu ‘anhu.
5. Jabir radhiyallahu ‘anhuma.
6. Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu.
7. Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu dan lainnya.

Dan hadits di atas pun telah dicatat oleh lebih dari 20 (dua puluh) Ahli Hadits, di antaranya: Imam Ahmad, al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, ad-Darimy, dan lainnya.

Sebagai penutup, sebagai renungan bagi kita, ana nukil firman Allah Azza wa jalla. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:

“Artinya : Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mem-punyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung-an jawabnya.” [Al-Israa’: 36]

Artikel Tambahan :

http://almanhaj.or.id/content/1315/slash/0/bolehkah-hadits-dhaif-diamalkan-dan-dipakai-untuk-fadhaailul-amaal-keutamaan-amal/

http://hizbut-tahrir.or.id/2012/06/03/saat-khilafah-berdiri-siapa-kholifahnya/

http://www.penamuslim.web.id/2009/10/ancaman-berdusta-atas-nama-rasulullah.html

Abu Namira Hasna Al-Jauziyah

Cimahi , 6 Shaffar 1434 H/ 20 Desember 2012

Sumber: [https://abunamira.wordpress.com/2012/12/20/hizbut-tahrir-berdusta-atas-nama-rasulullah-shallallahu-alaihi-wasallam/]

Jumat, 15 Mei 2015

Syarh Kitab-kitab Bermanfaat

(( بشرى لطلبة العلم ))

(( التأصيل العلمي الصوتي ))

ما ﻻ يدرك كله ﻻ يترك جله

برنامج للتأصيل العلمي الصوتي:
هذا برنامج تم وضعه لطلاب العلم على منهج أهل السنة والجماعة، ليسهل عليهم طريق الوصول للعلم، ويختصر عليهم الوقت والجهد.
وقد تمت مراعاة التدرج العلمي في كل علم، فما عليك يا طالب العلم إلا أن تبدأ بسماع الشروح بنفس الترتيب
وفقك الله وسددك

أولا:  التأصيل في علم الاعتقاد:
1-شرح الأصول الثلاثة للشيخ صالح آل الشيخ

http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=lecview&sid=41&read=0&lg=86

2-شرح القواعد الأربع للشيخ عبدالرحمن البراك:

http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=audioinfo&audioid=90085
3- شرح كتاب التوحيد

http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=lecview&sid=41&read=0&lg=301

4- شرح كشف الشبهات للشيخ صالح آل الشيخ

http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=lecview&sid=41&read=0&lg=300

- شرح العقيدة الواسطية للشيخ محمد ابن عثيمين

http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=lecview&sid=162&read=0&lg=96

-شرح العقيدة التدمرية للشيخ ناصر العقل:

http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=lecview&sid=57&read=0&lg=1379

-شرح العقيدة الطحاوية للشيخ صالح آل الشيخ

http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=lecview&sid=41&read=0&lg=299

-شرح العقيدة السفارينية للشيخ محمد ابن عثيمين

http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=lecview&sid=162&read=0&lg=31

ثانيا-التأصيل في علم الحديث:
-شرح الأربعين النووية لابن عثيمين:

http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=lecview&sid=162&read=0&lg=857

-شرح عمدة الأحكام للشيخ خالد السبت:

http://www.khaledalsabt.com/cnt/dros/tid/79

أو شرح عمدة الأحكام للشيخ محمد با جابر:

http://www.bajabir.com/Pages/Audio/Items.aspx?id=225

-شرح بلوغ المرام للشيخ ابن عثيمين:

http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=lecview&sid=162&read=0&lg=977

ثالثا: التأصيل في علم الفقه:
-شرح منهج السالكين للشيخ عبدالله الجبرين:

http://ar.islamway.net/collection/1839/%D8%B4%D8%B1%D8%AD-%D9%85%D9%86%D9%87%D8%AC-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D8%A7%D9%84%D9%83%D9%8A%D9%86

-شرح زاد المستقنع للشيخ خالد المشيقح:

http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=lecview&sid=1546&read=0&lg=1543

رابعا- التأصيل في علم أصول الفقه:
-شرح الورقات للشيخ محمد الجيزاني:

http://ar.islamway.net/collection/9741/%D8%A7%D9%84%D9%88%D8%B1%D9%82%D8%A7%D8%AA-%D9%84%D9%84%D8%AC%D9%88%D9%8A%D9%86%D9%8A

-شرح الأصول من علم الأصول للشيخ محمد ابن عثيمين:

http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=lecview&sid=162&read=0&lg=32

خامسا: التأصيل في علم مصطلح الحديث:
- شرح البيقونية للشيخ ابن عثيمين:

http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=lecview&sid=162&read=0&lg=714

-شرح نزهة النظر للشيخ سعد الحميد:

http://ar.islamway.net/collection/8607/%D8%B4%D8%B1%D8%AD-%D9%86%D8%B2%D9%87%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%B8%D8%B1

سادسا: التأصيل في علوم القرآن:
-شرح مقدمة شيخ الاسلام لابن عثيمين:

http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=lecview&sid=162&read=0&lg=97

-علوم القرآن للشيخ محمد الخضيري:

http://ar.islamway.net/collection/11683/%D8%B9%D9%84%D9%88%D9%85-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86

سابعا: التأصيل في علم النحو:
-شرح الآجرومية للشيخ ابن عثيمين:

http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=lecview&sid=162&read=0&lg=35

-شرح قطر الندى للشيخ محمد بن إبراهيم الحمد:

http://ar.islamway.net/collection/3404/%D8%B4%D8%B1%D8%AD-%D9%82%D8%B7%D8%B1-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%AF%D9%89-%D9%81%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%AD%D9%88

-شرح ألفية ابن مالك للشيخ ابن عثيمين:

http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=lecview&sid=162&read=0&lg=39

انشرها في مجموعات الواتس وغيره لتفيد طلاب العلم ويكون لك مثل أجورهم..

-إن الدال على الخير كفاعله-

Minggu, 10 Mei 2015

Perbandingan TV Rodja dan Aswaja TV

Bismillah!

PERBANDINGAN TV RODJA DAN TV ASWAJA YANG MENGAKU SALURAN MUSLIM SESUNGGUHNYA DIINDONESIA,,,,

Sudah kita ketahui bahwa tv rodja dan tv aswaja adalah dua saluran yang saling bertentangan, namun ada 2 perbedaan pada 2 saluran ini,,,,

Kita manusia diberi akal untuk mencermati, begitupun kami, kami mencermati antara tv RODJA dan tv ASWAJA yang mempunyai slogan the real indonesian moslem channel atau saluran moslem sesungguhnya diindonesia,,,

Begitu gencarnya orang2 aswaja menghina dan mencela tv rodja dan tv lain yang sejenis yang misi dakwahnya adalah memurnikan islam dan menyebarkan sunnah,,
tapi satu yang sangat disayangkan,,, orang2 aswaja sibuk mencela dan menghina tapi lupa untuk melihat saluran televisi yang mereka banggakan, perhatikanlah televisi ASWAJA yang iklan-iklannya hampir-hampir semuanya adalah masalah dunia,, lihatlah baris iklan huruf berjalannya, hampir semua tentang masalah dunia,, bahkan ada iklan alat olah raga yang menampilkan aurat wanita, lalu ada acara yang bernama kongkow budaya yang menampilkan orang yang sedang merokok mengepulkan asap-asapnya kemana-mana tanpa disensor, televisi swasta di indonesia saja yang bukan berbasis islam, ketika ada tampilan orang yang sedang merokok, maka akan disensor, maka sdh seharusnya televisi yang mengaku saluran muslim yang sesungguhnya lebih ketat lagi dan lebih mengsensor lagi.

Lalu bagaimana dengan tv RODJA yang gencar dicela, ternyata baris iklan huruf berjalannya hanyalah tentang hadist-hadist, info kajian dan iklan-iklannya pun hanya tentang masalah akhirat, lalu kenapa saluran yang mengajak kepada mencintai dan mengutamakan akhirat ini sangat dicela dan dihina? Dimana akal sehat?

Maka kembalilah kepada kita sendiri yang menilai manakah yang lebih baik untuk dilihat, kepada para ASWAJA, Tulisan kami ini bukanlah maksud mencela, tp sbuah saran agar televisi anda lebih mengutamakan mengajak pada akhirat dari pada masalah dunia, mengajak pada memurnikan islam dan menyebarkan sunnah, untuk para salafiyun, maka janganlah berkomentar yang memancing permusuhan dan perdebatan, akhlak kita adalah mencontoh kepada Rosulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam, dan kita perlihatkan akhlak itu.

Afwan jika ada ksalahan dalam berkata-kata.

Syukron wa jazakumullohu khoiron.

Sumber : https://www.facebook.com/viandz.bersamamu

Minggu, 03 Mei 2015

Aku Wahhabi... Memangnya Kenapa?

Aku Wahhabi...!!! Memangnya Kenapa?

Siapa sih wahabi itu ?

dan kenapa sebagian kita mau di juluki wahabi bahkan dengan bangganya mengatakan yah..!

saya wahabi !

Sebenanrya isu wahabi itu menjadi panas banyak sebabnya pertama :

Masyarakat pada umumnya belum tau apa itu wahabi,ikut-ikutan menuduh yang di tuduh emosi,

"kurang ajar sunnah di bilang wahabi"

"sunnah di bilang sesat"

Padahal WAHABI ITU MEMANG ALIRAN SESAT !!!

Tidak pernah ada masyaikh kita ataupun para ulama' kita yang mengatakan bahwa kita itu wahabi.

Syaikh muhammad bin abdul wahab tidak pernah mengajar murid-muridnya atau mengajak siapapun bahwa kita itu wahabi, akan tetapi beliau mengajarkan kepada kita sunnah nabi muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

LALU DARI MANA MUNCUL ISU WAHABI..?

Isu wahabi itu adalah yang pertama kali mengangkatnya adalah ORIENTALIS yang ingin menghalang halangai dakwah dakwahnya Syaikh muhammad bin abdul wahab yang punya misi memurnikan ajaran islam sesuai sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

KENAPA MENGGUNAKAN WAHABI ?

Kerena faktor kebetulan kerena bapaknya Syaikh Muhammad bernama ABDUL WAHAB di sisi lain, ada satu sekte, satu aliran yang berkembang di daerah AFRIKA pada awal sejarah islam sekitar abad ke 2-H ada sekte KHAWARIJ YANG HOBINYA MENGKAFIRKAN orang yang tidak berbai'at dan orang yang tidak sekelompok dengan mereka, sekte itu di kenal dengan sekte WAHABI kerna sekte itu di dirikan oleh ABDUL WAHAB BIN ABDUL RAHMAN BIN RUSTUM maka pengikutnya di sebut WAHABI

Sayangnya kerna kebodohan emotional banyak orang mengaku

"yaah..! saya wahabi !

kok cerdas sekali, isu wahabi itu yang mengangkatnya adalah ORIENTALIS tujuannya adalah menghalangi DAKWAH. lhaa.. malah di indonesia di akui yaa kami wahabai...

Nah inilah kerna dakwah tidak di dasari dengan ilmu akan tetapi dengan emotional.

Yaaahhh...tapi, yang di maksud wahabi itu kan saya...

Naahhh..inilah cerdasnya kita padahal ORIENTALIS itu sengaja membuat merek untuk kita merek yang BURUK.

APA TUJUAN ORIENTALIS MENUDUH DEMIKIAN..?

Kerena orang yang ingin ISLAM MURNI itulah yang di tuduh wahabi agar nanti masyarakat, mereka wahabi kan ? sedangkan wahabi itu ada dalam sejarah bawah sekte sesat cocok sudah, jadi jangan di ikuti dakwahnya, itulah tujuan ORIENTALIS yang sebenarnya.

Namun kerena emotional yang ada di sebagian pemuda tidak memahami dan masyarakat juga termakan isu oleh ORIENTALIS yang berkembang di media barat sejak abad ke-11 H dan isu itu sudah di angkat oleh ORIENTALIS jerman.

Padahal kalau kita baca bukunya para ulama' seperti syaikh muhammad bin abdul wahab muridnya muridnya sampai sekarang tidak ada yang mengajarakn dan tidak ada yang bangga dengan mengatakan kami itu WAHABI kecuali di INDONESIA hanya di indonesia inilah yang bangga dengan mengatakan bahwa dirinya wahabi, menggunakan bajunya orang ORIENTALIS ini ni saya kasi baju yang buruk, baunya busuk, kotor, jelek, di indonesia malah di pake dengan bangga yaahh,,

"kami wahabi, ada apa??"

SUBHANALLAH... ini emotional,
Alangkah bijaknya kalau kita mengatakan kami bukan wahabi akan tetapi kami muhammadi pengikutnya nabi MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM katakan kepada masyarakat tidak pernah kami di ajarkan oleh guru saya bahwasanya kami itu wahabi jelaskan kepada mereka kepada masyarakat SIAPA WAHABI YANG SEBENARNYA DAN SIAPA YANG MELONTARKAN ISU WAHABI SEBENARNYA APA TUJUANNYA JADI KITA AKAN TAU namun ketika berbicara emotional, yang berbicara adalah kebodohan bukan ILMU maka isu wahabi itu menjadi isu yang panas sehingga di manapun ketika ada orang yang menyebut wahabi telinga jadi panas.

Padahal seharusnya kita itu telinga dingin dan jelaskan dengan secara baik-baik.

Inilah sebagian faidah dari Kajian Ilmiyyah "Wahabi, Antara Tuduhan dan Realita" Oleh Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri MA. [http://youtu.be/cq1Zojifkcs]

Wallahu  A'lam bisshowaab.

Sabtu, 02 Mei 2015

Al-Qur'an dan Sang Jendral

AL-QUR'AAN DAN SANG JENDERAL

Suatu sore, tahun 1525 di sebuah Penjara di Spanyol, suasana di situ terasa hening mencengkam.

Jendral Adolfo Roberto, pemimpin penjara yg terkenal bengis, tengah memeriksa setiap kamar tahanan.

Setiap sipir penjara membungkukkan badannya serendah mungkin ketika 'Algojo Penjara' itu berlalu di hadapan mereka.

Karena kalau tidak, sepatu 'Jungle' milik tuan Roberto itu akan mendarat di wajah mereka.

Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar suara seseorang membaca Ayat2 Suci yang amat ia benci.

"Hai ... hentikan suara jelekmu ! Hentikan ...!!!" Teriak Roberto sekeras-kerasnya sembari membelalakkan mata.

Namun apa yang terjadi ? Lelaki di kamar tahanan tadi tetap saja membaca & bersenandung dengan khusyu'nya

Roberto bertambah berang.

Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yg sempit.

Dgn congak ia meludahi wajah renta sang tahanan yg keriput hanya tinggal tulang.

Tak puas sampai di situ, ia lalu menyulut wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dgn rokoknya yg menyala.

Sungguh ajaib ... tak terdengar secuil pun keluh kesakitan.

Bibir yg pucat kering milik sang tahanan amat gengsi untuk meneriakkan kata kepatuhan kepada sang Algojo.

Bibir keringnya hanya berkata lirih "Robbi, wa-ana 'abduka ...".

Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata,
"Bersabarlah wahai ustadz ... Insya Allah tempatmu di Syurga".

Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil ustadz oleh sesama tahanan, 'algojo penjara' itu bertambah memuncak amarahnya.

Ia perintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras-keras hingga terjerembab di lantai.

"Hai orang tua busuk...!! Bukankah engkau tahu, aku tidak suka bahasa jelekmu itu ?!

Aku tidak suka apapun yang berhubung dengan agamamu....!!!

Sang Ustadz lalu berucap, "Sungguh ... aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yang amat kucintai, Allah SWT.

Karena kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemui-Nya.

Maka patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk ?

Jika aku turuti kemauanmu, tentu aku termasuk orang2 yg dzolim".

Baru saja kata-kata itu terhenti, sepatu laras Roberto sudah mendarat di wajahnya. Laki-laki itu terhuyung-huyung.

Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dengan wajah bersimbah darah.

Ketika itulah dari saku baju penjaranya yang telah lusuh, meluncur sebuah 'Buku Kecil'.

Adolfo Roberto bermaksud memungutnya.

Namun tangan sang Ustadz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya erat-erat.

"Berikan buku itu, hai laki-laki dungu !" bentak Roberto.

"Haram bagi tanganmu yang kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barang suci ini !", ucap sang ustadz dgn tatapan menghina pada Roberto.

Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu.

Sepatu laras berbobot dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari-jari tangan sang ustadz yang telah lemah.

Suara gemeretak tulang yang patah terdengar menggetarkan hati.

Namun tidak demikian bagi Roberto.

Laki-laki bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yang terputus.

Bahkan 'algojo penjara' itu merasa lebih puas lagi ketika melihat tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yang telah hancur.

Setelah tangan renta itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yang membuatnya penasaran.

Perlahan Roberto membuka sampul buku yang telah lusuh

Mendadak algojo itu termenung dan berkata dalam hatinya :

"Ah ... sepertinya aku pernah mengenal buku ini.

Tapi kapan ? Ya, aku pernah mengenal buku ini." suara hati Roberto bertanya-tanya.

Perlahan Roberto membuka lembaran pertama itu.

Pemuda berumur 30 tahun itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan-tulisan "aneh" dalam buku itu.

Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu.

Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Spanyol.

Akhirnya Roberto duduk di samping sang ustadz yang sedang sakarat melepas nafas-nafas terakhirnya.

Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda tanya yang dalam.

Mata Roberto rapat terpejam.

Ia berusaha keras mengingat peristiwa yang di alaminya sewaktu masih kanak-kanak dulu.

Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto.

Pemuda itu teringat ketika suatu sore di masa kanak-kanaknya terjadi kericuhan besar di negeri tempat kelahirannya ini.

Sore itu ia melihat peristiwa yang mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia).

Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa.

Beribu-ribu jiwa kaum muslimin yg tak berdosa berjatuhan di bumi Andalusia.

Di ujung kiri lapangan, beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang-tiang besi yang terpancang tinggi.

Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin sore yang kencang, membuat pakaian muslimah yang dikenakan berkibar-kibar di udara.

Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup-hidup pada tiang-tiang salib, hanya karena tidak mau memasuki agama yang dibawa oleh para rahib.

Seorang bocah laki-laki mungil tampan, berumur tujuh tahunan, malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yang telah senyap.

Korban-korban kebiadaban itu telah syahid semua.

Bocah mungil itu mencucurkan airmatanya menatap sang ibu yang terkulai lemah di tiang gantungan.

Perlahan-lahan bocah itu mendekati tubuh sang Ummi (ibu) yang sudah tak bernyawa, sembari menggayuti abaya hitamnya.

Sang bocah berkata dengan suara parau, "Ummi.. ummi.. mari kita pulang. Hari sudah malam.

Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa ....?

Ummi, cepat pulang ke rumah ummi ..."

Bocah kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua menjawab ucapannya.

Ia semakin bingung dan takut, tak tahu harus berbuat apa.

Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah.

Akhirnya bocah itu berteriak memanggil bapaknya, "Abi ... Abi ... Abi ..." Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapak ketika teringat kemarin sore bapaknya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam.

"Hai ... siapa kamu?!" teriak segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati sang bocah.

"Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi ..." jawab sang bocah memohon belas kasih.

"Hah ... siapa namamu bocah ?.

Coba ulangi !" bentak salah seorang dari mereka

"Saya Ahmad Izzah ..." sang bocah kembali menjawab dengan rasa takut.

Tiba-tiba "plak! sebuah tamparan mendarat di pipi sang bocah.

"Hai bocah ...! Wajahmu bagus tapi namamu jelek.

Aku benci namamu.
Sekarang kuganti namamu dengan nama yang bagus.

Namamu sekarang 'Adolfo Roberto' ... Awas !

Jangan kau sebut lagi namamu yang jelek itu.

Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!" ancam laki-laki itu.

Sang boah meringis ketakutan, sembari tetap meneteskan air mata.

Anak laki-laki mungil itu hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar dari lapangan Inkuisisi.

Akhirnya bocah tampan itu hidup bersama mereka.

Roberto sadar dari renungannya yang panjang.

Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan.

Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat pada tubuh sang ustadz.

Ia mencari-cari sesuatu di pusar laki-laki itu.

Ketika ia menemukan sebuah 'tanda hitam' ia berteriak histeris, "Abi ... Abi ... Abi ..."

Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu.

Pikirannya terus bergelut dengan masa lalunya.

Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yang ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapaknya, yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya.

Ia juga ingat betul ayahnya mempunyai 'tanda hitam' pada bagian pusarnya.

Pemuda beringas itu terus meraung dan memeluk erat tubuh renta nan lemah.

Tampak sekali ada penyesalan yang amat dalam atas ulahnya selama ini.

Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun alpa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut,

"Abi ... aku masih ingat alif, ba, ta, tsa ..."

Hanya sebatas kata itu yang masih terekam dalam benaknya.

Sang ustadz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yang membasahi wajahnya.

Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat orang yang tadi menyiksanya habis-habisan kini tengah memeluknya.

"Tunjuki aku pada jalan yang telah engkau tempuh Abi, tunjukkan aku pada jalan itu ..."

Terdengar suara Roberto memelas.

Sang ustadz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, ia lalu memejamkan matanya.
Air matanya pun turut berlinang.

Betapa tidak, jika sekian puluh tahun kemudian, ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, ditempat ini.

Sungguh tak masuk akal.

Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.

Sang Abi dengan susah payah masih bisa berucap. "Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy.

Belajarlah engkau di negeri itu".

Setelah selesai berpesan sang ustadz menghembuskan nafas terakhir dengan berbekal kalimah indah "Dua Kalimah Syahadat..!

Beliau pergi menemui Robbnya dengan tersenyum, setelah sekian lama berjuang di bumi yang fana ini.

Kemudian.....

Ahmad Izzah telah menjadi seorang Ulama Besar di Mesir.

Seluruh hidupnya dibaktikan untuk agama Islam, sebagai ganti kekafiran yang di masa muda sempat disandangnya.

Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru dunia berguru kepadanya ... Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy.

Firman Allah :

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah. Itulah agama yang lurus,tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
(QS. 30:30)

(Via Grup WhatsApp Ath Thaifah Manshurah)

Jumat, 01 Mei 2015

17 Doktrin Syi'ah Yang Disembunyikan dari Kaum Muslimin

17 Doktrin Syi'ah Yang Disembunyikan dari Kaum Muslimin

Saat meliput aksi bubarkan Syiah di beberpa tempat di Jakarta, arrahmah.com mendapati beberapa aparat kepolisian yang tercengang mendengarkan orasi para ustadz yang membeberkan bahwa Syiah bukan Islam.

Saat itu para ustadz menjelaskan beberapa fakta dan data dari kitab-kitab yang ditulis para pendeta Syiah. Antara lain syahadat orang Syiah, rukun Islam orang Syiah, rukun iman agama Syiah, Al Qurannya, sikap mereka kepada istri Nabi Muhammad Shallalahu alaihi wa sallam, dan para sahabat hingga nikah mutah. Semuanya berbeda dengan ajaran agama Islam.

“Wah bahaya juga ya Syiah,” ujar salah seorang polisi yang sembari bertugas menjaga aksi, menyimak uraian seorang ustadz tentang nikah mut’ah.

Sekelumit gambaran ini menunjukkan mayoritas masyarakat Islam Indonesia khususnya, tidak mengetahui kesesatan dan bahaya Syiah. Bahkan kaum Muslimin kebanyakan masih menganggap Syiah adalah Islam. Tentunya hal ini berbahaya.

Untuk itu pada kesempatan kali ini redaksi menurunkan tulisan Amir Majelis Mujahidin Ustadz Muhammad Thalib Al Yamani yang dengan gamblang menjelaskan 17 doktrin Syiah yang mereka sembunyikan. Membongkar kesesatan Syiah dari kitab-kitab yang ditulis para pendeta mereka. Hal ini sangat membahayakan aqidah kaum Muslimin. Semoga bermanfaat, insaya Allah.

Ada tujuh belas doktrin Syi’ah yang selalu mereka sembunyikan dari kaum Muslimin sebagai langkah taqiyyah (menyembunyikan Syi’ahnya) sebagai berikut.

1. Dunia dengan seluruh isinya adalah milik para imam Syi’ah. Mereka akan memberikan dunia ini kepada siapa yang dikehendaki dan mencabutnya dari siapa yang dikehendakinya (al-Kulainî, Ushûlul Kâfi, hlm. 259, cet. India).

Jelas doktrin semacam ini bertentangan dengan firman Allah Subhânahu wata’âlâ, surat al-A’râf [7]: 128: “Sesungguhnya bumi ini semua milik Allah, dan diwariskan-Nya kepada siapa yang dikehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” Kepercayaan Syi’ah di atas menunjukkan penyetaraan kekuasaan para imam dengan Allah dan doktrin ini merupakan akidah syirik.

2. ‘Ali bin Abî Thâlib yang diklaim sebagai imam Syi’ah yang pertama dinyatakan sebagai dzat yang pertama dan terakhir, yang zhahir dan yang batin sebagaimana termaktub dalam surat al-Hadîd [57]: 3: “Allah lah yang ada sebelum yang lain ada, yang tetap kekal setelah yang lain musnah, yang tampak ciptaan-Nya, dan yang tidak tampak Dzat-Nya.” (Rijâlul Kashi hlm. 138).

Doktrin semacam ini jelas merupakan kekafiran Syi’ah yang berdusta atas nama Khalifah ‘Ali bin Abî Thâlib. Dengan doktrin semacam ini Syi’ah menempatkan ‘Ali sebagai Tuhan. Dan hal ini sudah pasti merupakan tipu daya Syi’ah terhadap kaum Muslimin dan kesucian akidahnya.

3. Para imam Syi’ah merupakan wajah Allah, mata Allah, dan tangan-tangan Allah yang membawa rahmat bagi para hamba Allah (Ushûlul Kâfi hlm. 83).

4. Amirul Mukminin ‘Ali bin Abî Thâlib oleh Syi’ah dikatakan menjadi wakil Allah dalam menentukan surga dan neraka, memperoleh sesuatu yang tidak diperoleh oleh manusia sebelumnya, mengetahui yang baik dan yang buruk, mengetahui segala sesuatu secara rinci yang pernah terjadi dahulu maupun yang gaib (Ushûlul Kâfi hlm. 84).

5. Keinginan para imam Syi’ah adalah keinginan Allah juga (Ushûlul Kâfi hlm. 278).

6. Para imam Syi’ah mengetahui kapan datang ajalnya dan mereka sendiri yang menentukan saat kematiannya karena bila imam tidak mengetahui hal-hal semacam itu, maka tentu ia tidak berhak menjadi imam (Ushûlul Kâfi hlm. 158).

7. Para imam mengetahui apa pun yang tersembunyi dan dapat mengetahui dan menjawab apa saja bila kita bertanya kepada mereka karena mereka mengetahui hal gaib sebagaimana yang Allah ketahui (Ushûlul Kâfi hlm. 193).

8. Allah itu bersifat bada’ yaitu baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi. Akan tetapi, para imam Syi’ah telah mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi (Ushûlul Kâfi hlm. 40). Menurut al-Kulainî, Allah tidak mengetahui bahwa Husein bin ‘Ali akan mati terbunuh. Menurut mereka Tuhan pada mulanya tidak tahu, karena itu Tuhan membuat ketetapan baru sesuai dengan kondisi yang ada. Akan tetapi, imam Syi’ah telah mengetahui apa yang akan terjadi. Oleh sebab itu, menurut doktrin Syi’ah, Allah bersifat bada’ (Ushûlul Kâfi hlm. 232).

9. Para imam Syi’ah merupakan gudang ilmu Allah dan juga penerjemah ilmu Allah. Para imam bersifat maksum (bersih dari kesalahan dan tidak pernah lupa apalagi berbuat dosa). Allah menyuruh manusia untuk menaati imam Syi’ah, tidak boleh mengingkarinya, dan mereka menjadi hujjah (argumentasi kebenaran) Allah atas langit dan bumi (Ushûlul Kâfi hlm. 165).

10. Para imam Syi’ah sama dengan Rasulullah Shallallâhu ‘alayhi wasallam (Ibid).

11. Yang dimaksud para imam Syi’ah adalah ‘Ali bin Abî Thâlib, Husein bin ‘Ali, Hasan bin ‘Ali, dan Muhammad bin ‘Ali (Ushûlul Kâfi hlm. 109).

12. Al-Qur’an yang ada sekarang telah berubah, dikurangi, dan ditambah (Ushûlul Kâfi hlm. 670). Salah satu contoh ayat al-Qur’an yang dikurangi dari aslinya yaitu ayat al-Qur’an an-Nisâ’ [4]: 47, menurut versi Syi’ah berbunyi: “Yâ ayyuhalladzîna ûwtul kitâba âminû bimâ nazzalnâ fî ‘Aliyyin nûranmubînan“. (Fashlul Khithâb, hlm. 180)

13. Menurut Syi’ah, al-Qur’an yang dibawa Jibril kepada Nabi Muhammad ada 17 ribu ayat, namun yang tersisa sekarang hanya 6660 ayat (Ushûlul Kâfi hlm. 671)

14. Menyatakan bahwa Abû Bakar, ‘Umar, Utsman bin Affan, Muâwiyah, ‘Aisyah, Hafshah, Hindûn, dan Ummul Hakâm adalah makhluk yang paling jelek di muka bumi; mereka ini adalah musuh-musuh Allah. Barangsiapa yang tidak memusuhi mereka, maka tidaklah sempurna imannya kepada Allah, Rasul-Nya, dan imam-imam Syi’ah (Haqqul Yâqîn hlm. 519 oleh Muhammad Baqîr al-Majlisî).

15. Menghalalkan nikah mut’ah, bahkan menurut doktrin Syi’ah orang yang melakukan kawin mut’ah empat kali derajatnya sama tingginya dengan Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alayhi wasallam (Tafsîr Minhajush Shâdiqîn hlm. 356, oleh Mullah Fathullah Kasanî).

16. Menghalalkan tukar-menukar budak perempuan untuk disetubuhi kepada sesama temannya. Kata mereka, Imam Ja’far berkata kepada temannya, “Wahai Muhammad, kumpulilah budakku ini sesuka hatimu. Jika engkau sudah tidak suka kembalikan lagi kepadaku” (Al-Istibshar III hlm. 136 oleh Abû Ja’far Muhammad Hasan ath-Thûsî).

17. Rasulullah dan para shahabat akan dibangkitkan sebelum hari kiamat. Imam Mahdi, sebelum hari kiamat, akan datang dan dia membongkar kuburan Abû Bakar dan ‘Umar yang ada di dekat kuburan Rasulullah. Setelah dihidupkan, kedua orang ini akan disalib. (Haqqul Yaqîn hlm. 360 oleh Mulla Muhammad Baqîr al-Majlisî).

Ketujuh belas doktrin Syi’ah di atas, apakah dapat dianggap sebagai aqidah Islam sebagaimana dibawa oleh Rasulullah Shallallâhu ‘alayhi wasallam dan dipegang teguh oleh para shahabat serta kaum Muslimim yang hidup sejak zaman tabi’in hingga sekarang?

Adakah orang masih percaya bahwa Syi’ah itu bagian dari umat Islam?

Menurut Imam Malik dan Imam Ahmad, barangsiapa yang tidak mengafirkan akidah Syi’ah ini, maka dia termasuk kafir.

Kitab-kitab tersebut di atas adalah kitab-kitab induk atau rujukan pokok kaum Syi’ah yang posisinya seperti halnya kitab-kitab Hadis Imam Bukhârî, Muslim, Ahmad bin Hambal, Nasâ’i, Tirmidzî, Abû Dawud, dan Ibnu Majah bagi kaum Muslimin. Oleh karena itu, dengan tegas harus ditolak upaya-upaya untuk menanamkan kesan bahwa Syi’ah adalah bagian dari kaum Muslimin, hanya berbeda dalam beberapa hal yang tidak prinsip.

Syi’ah Zaidiyah sebagai golongan Syi’ah yang dekat dengan Ahlus-Sunnah sebenarnya tidak ada. Karena Zaid bin Zainul Abidin bin Husain di masa hidupnya menolak dijadikan Imam oleh golongan Syi’ah. Maka doktrin Syi’ah Zaidiyah yang diatas namakan Zaid bin Zainul Abidin bin Husain adalah doktrin dusta. (Naasikhut-Tawaarih juz 2 hal 590, oleh Mirza Taqii Khan)

(Arrohmah.com/fajrialkhonsa.blogspot.com)

Pandangan Ulama' Islam Terhadap Rofidhoh

Pandangan Ulama Islam Terhadap Rofidhoh

Diantara kelompok atau sekte sesat (sebagian ulama' mengkafirkannya) adalah sekte Rofidhoh yang lebih populer dengan sebutan syi'ah.

Sudah sering kita dengar dan saksikan dari berbagai macam sumber bagaimana kelakuan buruk syi'ah ini. Akan tetapi, dikarenakan masih "banyaknya" tokoh Ummat Islam khususnya di Negri tercinta Indonesia ini yang membela dan melindungi sekte ini, akhirnya mereka cukup pesat perkembangannya. Terlebih setelah Pentolan mereka duduk di Parlemen.

Mereka yang membela Rofidhoh (Syi'ah-red) tidak lepas karena 3 peekara saja. Yaitu: Karena Harta, Tahta dan Wanita. Wal'iyadzubillah

Bahkan diantara mereka ada yang mencoba meng-ukhuwwahkan antara Sunni dan Syi'ah. Sampai gajah masuk lobang jarum-pun, tidak akan pernah bersatu antara dua faham ini, kecuali mereka meninggalkan aqidah mereka dan kembali merujuk ke manhaj ahlu sunnah.

Diantara pernyataan Ulama' Ahlu Sunnah wal Jama'ah terhadap Rofidhoh adalah:

1. Al-Imam Ahmad bin Hambal rohimahullah

Ibnu ‘Abdil Qawwî berkata: “Imam Ahmad telah mengafirkan orang-orang yang menjauhkan diri dari shahabat, orang yang mencela ummul Mukminin ‘Aisyah, dan menuduhnya berbuat serong, padahal Allah telah mensucikannya dari tuduhan tersebut seraya beliau kemudian membaca ayat: “Allah menasehati kalian agar kalian tidak mengulang lagi perbuatan itu selama-selamanya, jika kalian benar-benar beriman.”[1]

2. Al-Imam Al-Bukhârî Rohimahullah (wafat tahun 256 H)

Ia berkata: “Bagi saya sama saja, apakah shalat di belakang imam beraliran Jahm atau Rafidhah, atau shalat di belakang imam Yahudi atau Nasrani. Dan seorang Muslim) tidak boleh memberi salam kepada mereka, mengunjungi mereka ketika sakit, kawin dengan mereka, menjadikan mereka sebagai saksi dan memakan sembelihan mereka.”[2]

3. Al-Imam Ibnu Katsîr Rohimahullah [3]

Ibnu Katsir telah mengetengahkan hadis-hadis yang sah di dalam As-Sunnah dan berisikan sanggahan terhadap anggapan adanya ayat al-Qur’an dan wasiat kepada ‘Ali yang diklaim oleh golongan Syi’ah. Kemudian beliau memberi komentar sebagai berikut:

“Sekiranya masalah (wasiat) sebagaimana yang mereka perkirakan itu ada, niscayalah tidak seorang shahabat Nabi pun yang akan mengingkari. Sebab, mereka ini merupakan manusia yang paling taat kepada Allah dan Rasul-Nya, baik selama beliau masih hidup maupun sesudah beliau wafat. Karena itu, sama sekali tidak benar kalau mereka berani mengambil ketetapan mendahulukan orang yang tidak didahulukan oleh Rasulullah dan mengakhirkan orang yang didahulukan oleh Rasulullah dengan ketetapannya. Barangsiapa menganggap para shahabat yang diridhai oleh Allah dengan anggapan semacam itu, berarti menganggap semua shahabat berlaku durhaka, dan bersepakat menentang Rasulullah serta melawan putusan dan ketetapan beliau. Siapa saja yang berani berpendapat semacam ini, berarti dia telah melepaskan tali simpul Islam, kafir terhadap ijma’ seluruh umat Islam. Dan menumpahkan darah orang semacam ini lebih halal daripada membuang khamr.[4]

Dengan sah terbukti dari pendirian golongan Rofidhoh sendiri, sebagaimana tersebut di atas, bahwa mereka mempunyai anggapan, sesungguhnya Rasulullah Shallallâhu ‘alayhi wasallam telah memberikan suatu dekrit untuk ‘Ali, tetapi para shahabat menolak dekrit tersebut, dan karena itu mereka murtad. Inilah pendapat yang dilontarkan oleh rofidhoh dewasa ini dan para leluhur mereka dahulu.

4. Al-Imam Muhammad bin ‘Alî asy-Syaukâni rohimahullah [5]

Beliau berkata: “Sungguh inti dakwah Syi’ah adalah menyimpangkan agama dan melawan syariat kaum Muslimin. Tetapi yang sangat diherankan dari sikap para ulama mereka, sebagai pemimpin agama, adalah mengapa mereka membiarkan orang-orang itu melakukan kemungkaran yang tujuan dan maksudnya sangat busuk. Orang-orang yang rendah tersebut ketika bermaksud menentang syariat Islam yang suci dan menyalahi, mereka melakukan cercaan terhadap kehormatan para penegak syariat ini, yaitu orang-orang yang menjadi jalan sampainya syariat tersebut kepada kita, menjerumuskan orang-orang awam dengan caranya yang terkutuk itu dan cara setan, sehingga mereka mengutarakan celaan dan laknat kepada Khulafâur Râsyidîn. [6]

_____
[1] Q.s. an-Nûr [24]: ayat 17, ayat ini menjadi dasar pendapat Imam Ahmad, dalam buku karya Imam Abî Muhammad Rizkullah bin ‘Abdul Qawwî at-Tamimî rohulimahullah (wafat tahun 480 H.): Al-Warqah 21.

[2] Imam Bukhârî, Khalku Af’alil ‘Ibad, hlm. 125.

[3] Beliau adalah tokoh ahli hadis serta mufti yang cemerlang sebagaimana dikatakan oleh adz-Dzahâbî. Nama lengkapnya Abul Fisâ’ Ismail bin ‘Umar bin Katsîr. Asy-Syaukâni berkata: “Beliau punya banyak karangan berfaedah, antara lain: Tafsîr Ibnu Katsîr, yang dapat digolongkan tafsir yang terbaik, bahkan mungkin yang paling baik.” Wafat pada tahun 774 H. (Ibnu Hajar, ad-Durâru al-Kâminah, 1:373-374; Asy-Syaukâni, al-Badr at-Thali’, 1: 153).

[4] Bacalah halaman 751 dan 1125 dari ar-Risalah.

[5] Imam Muhammad bin ‘Alî bin Muhammad bin ‘Abdillah asy-Syaukâni, seorang ulama Yaman, pengarang kitab Fathul Qadîr, Nailul Authar dan lain-lain kitab-kitab yang bermanfaat. Wafat pada tahun 1250 H., bacalah al-Badr at-Thalî’, 2: 214 – 225.

[6] Bacalah kitab Thalabul ‘Ilmi, Asy-Syaukani

Wahhabi Itu Ahlu Sunnah, Kalau Syi'ah Bukan...!!!

Anti Syiah dituding Wahabi, Habib Zein : Wahabi itu Ahlus Sunnah, kalau Syiah bukan

Kaum Muslimin yang mengkritik ajaran syiah kerapkali difitnah dengan sebutan-sebutan yang buruk, diantaranya pemecah belah umat, agen Zionis, dan yang lebih sering dengan tudingan sebagai  Wahabi.

Namun, hal itu dibantah oleh Pimpinan Yayasan Al Bayyinat Jawa Timur, Habib Ahmad Zein Al Kaff yang bukan dari kalangan Wahabi saat menjawab pertanyaan soal kenapa setiap ada upaya membongkar kesesatan Syiah, kalangan Syiah sering menyerang balik dengan menyatakan bahwa Wahabi dibelakang aksi yang menuduh Syiah sesat .

“Wahabi sama-sama Ahlussunnah, kalau mereka (Syiah) bukan. Kalau wahabi kitab rujukannya sama, rukun Iman, rukun Islamnya juga sama, sedangkan Syiah berbeda, kita hanya berbeda dalam masalah furu’iyah (cabang) dengan Wahabi” tegas Habib Zein dalam konferensi pers setelah acara tabligh akbar bertajuk “Mengokohkan Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia”, yang digelar Ahad kemarin (16/9) di masjid Al-Furqan Dewan Dakwah Jakarta.

Anggota dewan Syuriah PWNU Jawa Timur ini, menyatakan bahwa masyarakat tidak perlu terkejut mendengar tuduhan seperti itu, sebab hal tersebut juga yang menimpa dirinya yang jelas-jelas warga Nahdliyin.

“Tidak usah heran, saya aja yang sudah jelas-jelas bukan Wahabi, dituduh Wahabi juga sama mereka (Syiah)” tutupnya. (bilal/arrahmah.com)

Sumber: http://m.arrahmah.com/read/2012/09/18/23286-anti-syiah-dituding-wahabi-habib-zein-wahabi-itu-ahlus-sunnah-kalau-syiah-bukan.html

"Aku" Murtad Karena Cinta (Allahulmusta'an)

"Aku" Melepas Jilbab dan Murtad
Karena Cinta

Aku seorang wanita berusia 27 tahun. Dua tahun yang lalu aku melahirkan seorang anak ke dunia. Hanya saja mungkin keadaanku sebagai seorang ibu berbeda dengan ibu-ibu yang lain. Mereka senantiasa memandang wajah putra dan putrinya dengan tatapan kasih sayang, bangga dan penuh cinta. Sedangkan aku? Yang kudapat saat menatap bola matanya adalah kepedihan yang teramat perih dari kisi-kisi hati yang tersayat sesal.

Sebelum peristiwa pahit itu menyapa dalam hidupku, kehidupanku yang sederhana senantiasa diliputi oleh ketenangan. Aku bahagia dengan keadaanku, dengan rutinitasku. Setiap hari kujalani dengan hati yang riang sebagai seorang wanita. Kebanggaanku pada kehormatan yang senantiasa kujaga demi satu mimpi mendapatkan keluarga yang bahagia suatu saat nanti. Hingga sosok itu hadir menghancurkannya.

Peristiwa itu bermula saat aku bekerja sebagai salah satu staf tata usaha di sebuah akademi kesehatan di kota Daeng. Aku berkenalan dengan dengan seorang pria yang mengaku bujang. Dia juga bekerja sebagai staf tata usaha di kampus tempatku bekerja, namun jabatannya lebih tinggi dariku.

Seperti kata orang, “mulanya biasa saja,” yah, memang semuanya biasa saja. Saling ber-say hello, bercerita, bercanda, bertegur sapa. Sesuatu yang lazim dilakukan oleh sesama pegawai staf. Apalagi dalam satu kantor. Hingga waktu terus berjalan seiring dengan hubungan kami yang begitu akrab. Semuanya mulai menjadi sesuatu yang tidak biasa lagi.

Jujur saja, dalam hal agama, pengetahuanku memang tidak terlalu dalam. Orang mungkin biasa mengatakannya “awam”. Di alam pikiranku, bergaul dengan lawan jenis itu adalah sesuatu yang biasa. Seperti yang terjadi ditengah masyarakat. Apalagi aku dilahirkan dari lingkungan keluarga yang pendidikan agamanya “biasa-biasa saja” tidak mengenal apa itu tarbiyah, ikhtilath, ghibah, dan istilah-istilah yang lain.

Sebenarnya aku tidak pernah berkeinginan untuk dekat dengannya, karena pertimbangan beda agama. Dia seorang non muslim. Namun rayuan demi rayuannya, perjuangannya mendekatiku, janji manisnya, perhatiannya yang berlebihan dan tidak henti-henti meski selalu kutolak dengan cara yang halus, sedikit demi sedikit meluluhkan hatiku.

Gayung pun bersambut, akhirnya kuterima uluran tangannya. Waktu itu aku tidak berpikir untuk serius. Hanya sekedar pengisi waktu saja. Apalagi dia sudah banyak berkorban untukku, dan aku merasa kasihan padanya. Waktu itu aku berpikir suatu saat nanti aku akan minta putus. Mudah kan?

Hubungan kami pun berjalan secara rahasia, back street. Untuk menghindari ocehan dan desas desus penghuni kampus.

Seiring dengan waktu yang mengantar kebersamaanku dengannya, entah mengapa tanpa sadar aku sudah mulai menyukainya, mencintainya. Aku tidak tahu, apa yang telah membuatku begitu tergila-gila kepadanya. Kehidupannya juga sederhana, wajahnya malah di bawah rata-rata. Apa karena rayuannya? Kelihaiannya mengumbar rayuan gombal menjadikanku merasa tersanjung dan berbunga-bunga. Seakan-akan akulah wanita yang paling menarik di dunia ini. Di sampingnya aku selalu merasa yang terbaik. Dia sungguh pandai menggombal.

Tak pernah kusangka dan kuduga sebelumnya, hubunganku dengannya sudah melewati ambang batas moral dan norma agama.

Tragedi yang tak mungkin pernah bisa kulupakan dalam lembaran sejarah hidupku. Aku hamil. Aku tidak tahu, iblis mana yang merasukiku waktu itu. Mengapa aku bisa menjadi sehina ini? Mengorbankan sesuatu kepada seseorang yang sebenarnya tidak berhak dan tidak boleh mengusiknya.

Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku tidak berani lagi pulang ke kampung dengan corengan hitam di wajahku. Tidak sampai di situ, entah darimana pihak birokrasi kampus mengetahui kehamilanku di luar nikah, yang berujung dengan memecatku.

Pihak kampus tidak mengetahui siapa bapak dari bayi yang kukandung. Dia mengancamku dan menyuruhku untuk tutup mulut. Aku tersudut. Entah mengapa dia sudah begitu menguasai hidupku. Seakan membuatku tak mampu bergerak.

Dan aku tidak mengerti, mengapa aku selalu menurut saja pada setiap kata dan perintahnya. Yang bisa kulakukan hanya memohon kepadanya untuk bertanggung jawab atas perbuatannya terhadapku.

Ia bersedia menikahiku dengan satu syarat, aku harus keluar dari Islam dan masuk ke agamanya. Menjadi seorang non muslim sepertinya. Ternyata orang yang selama ini mencurahkan perhatiannya -yang kukira tulus untukku- adalah seorang misionaris.

Istilah ini juga baru kukenal setelah semuanya sudah terlanjur terjadi. Selama ini istilah itu hanya lewat saja di kepalaku. Masuk telinga kiri, keluarpun juga lewat telinga yang sama. Aku tidak pernah membayangkan jika aku akan menjadi korbannya. Aku tidak pernah menduga kalau istilah dan kekhawatiran sebagian kaum muslim tentang misi itu ternyata menimpa kehidupanku.

Mirisnya karena aku sudah terlanjur menjadi korbannya. Kakiku sudah sulit dan mungkin tidak bisa lagi aku tarik kembali. Yang ada di kepalaku saat itu bukan lagi tentang aqidahku, tetapi tentang makhluk kecil yang ada di rahimku. Tentang aib, tentang calon istri bayi yang aku juga mulai mencintainya. Aku tidak ingin menggugurkannya. Ia darahku dan aku ingin merasakan desahan nafasnya. Merasakan kaki-kaki kecilnya nanti akan meronta di dalam dekapanku.

Otakku sudah buntu, bagiku sudah tak ada lagi pilihan lain. Aku tidak sanggup menghadapi aib ini sendiri, imanku begitu lemah. Aku tidak mau bayiku terlahir tanpa ayah dan akan dicemooh kelak di tengah masyarakat. Ditambah lagi siapa yang akan menanggung beban ekonomi kami nanti? Sedangkan aku sudah dipecat dan menjadi salah satu dari sekian banyak pengangguran yang ada di kota ini.

Akhirnya, kuikuti keinginannya. Kujual akidahku dengan harga yang sangat murah dan tak bernilai. Kulepas jilbab yang selama ini menutup kepalaku, beralih ke agamanya, murtad dari agama Islam yang benar dan suci.

Tapi lagi-lagi, keputusanku itu bukanlah hal yang tepat. Saat ini, meskipun ia sudah berhasil menjadikanku sebagai salah satu korban misinya, ia tengah berusaha mendekati dan mengejar seorang mahasiswi, tetap di kampus yang sama. Korban misi yang berikutnya.

Aku sama sekali tidak berdaya, aku sangat lemah dan pengecut. Aku selalu ketakutan dengan ancaman-ancaman dan perlakuannya yang keras dan kasar. Aku ketakutan pada kekasaran tangannya yang selalu menyiksa tubuhku. Rasanya perih. Aku menjadi semakin lemah. Aku tak tahu mengapa harus menjadi seperti ini? Padahal bisa saja aku lari menjauh dari hidupnya. Tapi lagi-lagi tetap saja aku tidak bisa. Ada yang mengikatku dengannya, sesuatu yang tidak aku mengerti.

Tapi hatiku sedikit lega saat kudengar bahwa mahasiswi itu memiliki sahabat seorang akhwat berjilbab besar yang selalu bersamanya. Akhwat itu pastilah lebih mengerti tentang kristenisasi dan akan memahamkan dirinya. Sehingga mau tidak mau, misionaris yang saat ini sudah menjadi suamiku sulit untuk bisa mendekatinya.

Saat kisah ini dituturkan, aku masih dalam keadaan seperti ini, terkatung dalam penderitaan dan penyesalan. Penderitaanku ini mungkin adalah balasan atas dosa besar yag telah kuperbuat.

Hanya ini yang bisa kulakukan untuk para calon ibu di manapun berada. Semoga kisahku ini yang hanya berwujud tinta di atas kertas, dapat dibaca dan dijadikan sebagai pelajaran bagi seluruh perempuan -khususnya para remaja muslimah- bahwa misionaris sedang berkeliaran di sekitar kita dengan metode-metodenya yang beragam.

Selagi masih sempat, belajarlah tentang agama Allah. Jangan tunggu sampai menyesal seperti keadaanku sekarang. Jangan menunggu sampai kau merasa bingung dengan tindakan apa yang harus kau lakukan saat kehancuran kita sebagai wanita yang gagal mempertahankan kehormatannya menyapa.

Selagi muda, belajar dan belajarlah untuk memperkuat aqidah keislaman yang mulia. Kenalilah mereka dari metode-metode apa saja yang mereka gunakan. Tingkatkan kewaspadaan dan tolong sebarkan pada saudarimu yang lain. Agar tidak lagi menjadi tangis penyesalan seperti yang aku alami terhadap mereka. Agar tidak ada lagi terjadi perusakan fitrah terhadap bayi-bayi yang tak berdosa. Jika ibu mereka adalah Islam, maka insya Allah anaknya juga akan Islam.

Habiskan waktumu untuk ilmu, dan jangan kau habiskan untuk mencari-cari trend model terbaru, berjalan di mall tanpa manfaat atau menghabiskannya di kegelapan malam dengan lelaki yang kau pandang sebagai kekasih.

Mereka bukan kekasih …, tetapi serigala yang ingin menelanmu bulat-bulat. Bacalah buku-buku atau majalah-majalah Islami. Jadilah wanita yang cerdas dan tangguh. Belajarlah dari kesalahan dan kelemahanku. Belajarlah dari penyesalan dan penderitaanku. Sungguh …, apa yang kualami sangat menyakitkan. Kau akan merasa antara hidup dan mati. Tak ada lagi senyum ceria. Air matapun mengering. Selagi kau bisa meniti dan merencanakan mada depanmu.

Aku hanya bisa bercerita, setidaknya semoga engkau bisa merenung barang sedetik. Sekali lagi …, belajarlah dari hidupku!!! Dan tolong doakanlah aku semoga saja suatu saat nanti keberanian itu akan muncul dalam diriku, sehingga aku bisa kembali ke jalan-Nya yang benar.

Mudah-mudahan Allah mendengar doamu meski hanya seorang diantaranya. Tolong doakanlah aku barang semenit saja. Karena saat ini aku benar-benar merasakan ketidakberdayaan sebagai seorang wanita dan sebagai seorang manusia.

“Anakku, maafkan Ibu karena telah merusak fithrahmu, cepatlah besar untuk bisa menentukan sendiri jalan hidupmu.” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Semua bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu bapaknyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi.” (HR.Bukhari)

Sumber : Jilbab.or.id

Semoga bermanfaat...