WASIAT NABI صلى الله عليه و سلم
Imam Al-Bukhori meriwayatkan dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, ia mengatakan: " Taukah kalian hari kamis, pada hari itulah sakit Rasulullah صلى الله عليه و سلم memuncak. Ketika itu Rasullallah صلى الله عليه و سلم bersabda, (( Berikan padaku secarik kertas agar kutuliskan untuk kalian sebuah wasiat yang membuat kalian tidak akan tersesat selama-lamanya)).
Maka mereka saling berdebat -seharusnya tidak layak berdebat di hadapan Nabi- mereka berkata, 'ada apa dengan beliau mengigau (ngelantur) seperti itu? Tanyakan kepada beliau apa yang beliau inginkan).' Mereka pun mendatangi Rasulullah mempertanyakan kembali hal tersebut, maka beliau berkata, 'Tjnggalkan Aku!!! Sebenarnya apa yang kujalankan adalah lebih baik dari apa yang kalian tuntut untuk kulakukan.' Maka beliau mewasiatkan mereka tiga perkara yang sangat besar,
أخرجوا المشركين من جزيرة العرب، و أجيز الوفد بنحو ما كنتم أجيزهم.
" Keluarkan orang-orang Musyrik dari Jazirah Arab, biarkan para utusan datang sebagaimana aku membolehkan mereka dagang!"
Kemudian beliau diam terhadap yang ketiga, atau (kalau tidak salah) Ibnu Abbas رضي الله عنه berkata, 'Atau aku lupa'. [1]
Menurut anggapan orang-orang dungu dari para ahul bid'ah baik dari golongan Syi'ah dan lain-lain, bawa wasiat yang akan dituliskan Rasulullah adalah apa-apa yang mereka tetapkan dalam doktrin golongan mereka masing-masing (seperti Ali yang menjadi kholifah sesudah Nabi wafat, dalam klaim Rofidhoh). Inilah bentuk berpegang teguh yang sebenarnya dengan mutasyabih (samar). Adapun Ahlu sunnah wal jama'ah maka mereka akal selalu berpegang teguh dengan perkara yang muhkam. Dan seharusnya yang mustasyabih dipahami dengan dengan yang muhkam. Inilah metode alim ulama' yang dalam ilmu pengetahuannya (الراسخون في العلم) sebagaimana Allah تعالى memsifati mereka dalam firmanNya,
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
Dan Dialah yang menurunkan Al-Qur'an kepadamu (Muhammad). Dianraranya ada ayat-ayat yang muhkamat (jelas), itulah pokok-pokok Al-Qur'an dan yang lainnya Mutasyabihat (samar). Adapun orang-orang yang hatinya condong kepada kesesatan, mereka mengikuti yang samar untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui talwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya mengatakan, :" Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami." Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal."
[Surat Aal-E-Imran : 7]
Bersandar dengan perkara yang mutasyabih banyak membuat orang-orang yang mengikuti kesesatan tergelincir. Adapun Ahlu Sunnah tidak memiliki madzhab kecuali mengikuti haq dan akan setia berjalan diatasnya.
Mengenai apa yang ingin dituliskan (didektekan-red) Rasulullah صلى الله عليه وسلم sesungguhnya telah mengungkapkan secara gamblang dalam riwatat-riwayat yang sohih. Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Umar, dia berkata: telah berkata kepada kami Ibnu Abi Mulaikah dari Aisyah رضي الله عنها وأرضاها، " Ketika penyakit Rasulullah semakin parah dimana beliau wafat, beliau berkata ' Panggilkan segera Abu Bakr dan anak-anaknya agar tidak ada lagi yang berhasrat ingin mengambil posoisi Abu Bakr dan tidak ada lagi yang berandai-andai untuk mendapatkannya,' kemudian beliau bersabda: ' Sesungguhnya Allah dan kaum muslimin enggan (kecuali Abu Bakr).' Dan beliau mengulangi perkataannya dua kali. Aisyah berkata, 'Allah dan kaum muslimin enggan menerima ( kecuali bapakku, maka benar bapakku yang terpilih)'." [2]
Imam Bukhori meriwayatkan dari Aisyah, dia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah mengatakan, "Aku ingin menyuruh Orang agar menjemput Abu Bakr dan putranya, lalu aku tetapkan yang memimpin (setelahku) hingga tidak adalagi yang mengatakan bahwa dirinya lebih behak atau ada yang masih berleinginan mendapatkannya." Kemudian Rasulullah bersabda, "Allah enggan ataupun kaum muslimin menolak, atau Allah akan menolak dan kaum muslimin akan enggan (kecuali Abu Bakar). [3]
Dalam sohih bukhori dan muslim, dari hadits Ibrohim bin Sa'ad dari Ayahnya, dari Muhammad bin Jubair dari Muth'im, dari ayahnya, dia berkata, "Pernah seorang perempuan datang kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم maka beliau menyuruhnya agar kembali dilain waktu. Kemudian perempuan itu bertanya, ' Bagaimana kalau aku dagang, namun aku tidak mendapatimu?' -maksudnya beliau wafat-, maka Rasulullah menjawab, ' Jika engkau tidak menjumpai aku lagi, maka danglah kepada Abu Bakar'. [4]
Secara zahir -wallahu a'lam- bahwa kedatangan wanita tersebut tepatnya ketika Rasulullah sakit keras dimana kemudian beliau wafat.
(Lihat Tartib Wa Tahdzib Kitab Al-Bidayah Wan Nihayah karya Ibnu Katsir cetakan Dar Al-Wathan, Riyadh KSA cetakan ke-1 dalam bab Perintah Rasulullah kepada Abu Bakar untuk mengimami sholat 'Subhat dan Bantahannya']
Wallahu a'lam
_____________
[1] Shahih Bukhori, kitab al-Maghazi, bab Maradh Rasulilla wa wafatuhu, 8/132 (fathul bari).
[2] Yang tercetak dalam kurung tidak terdapat dala kigab aslinya, 5/28 dikutip dari Musnad Ahmad, 6/106 dan diriwayatkan juga lewat jalur lain, 6/47.
[3] Shohih Bukhori, Kitab al-Ahkam, bab al-istikhlaf 13/305 (fathul bari) dan dalam shohoh Muslim dari hadits az-Zuhri dari urwah dari Aisyah seperti itu maknanya no. 2387.
[4] Shohih al-Bukhori, kitab al-fadho'il, fadhluhu Abi Bakr 7/7 (fathul bari) dan shohih Muslim, kitab al-Fadho'il, no 2386.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar