Perusak-Perusak Majelis Taklim
Di antara lain:
1. Tidak mau mengaji kepada ustaz yang tidak diidolakannya meskipun manhaj dan akidahnya bagus.
2. Sudah lama mengaji tapi masih rendah keilmuan dan pemahamannya.
3. Mengukur kemakmuran majelis hanya semata-mata dari banyak jamaahnya, sehingga dikatakan majelis taklim sukses kalau jamaahnya membludak.
4. Hanya mau mengundang ustaz-ustaz yang kondang, yang berstatus impor, seperti lulusan Madinah, Mekah, Mesir atau semisalnya.
5. Persaingan tidak sehat antar penyelenggara majelis, bahkan cenderung ingin paling populer.
6. Para panitia kajian terkesan kurang kerja sama.
7. Keuangan majelis taklim sering dikelola tidak amanah dan tidak sesuai standar keuangan.
8. Orang yang sudah lama mengaji mencibirkan orang yang baru mengaji, terutama ibu-ibu yang baru mengaji sedangkan jilbabnya belum lebar.
9. Fanatik kepada ustadz yang dianggap paling senior dan paling pertama membuka lahan dakwah.
10. Mudah mentahdzir ustaz atau jamaah yang dianggap tidak sejalan dengan pemahamannya.
11. Sebagian jamaah menjadikan majelis taklim sebagai tempat transaksi gosip dan barter informasi negatif.
12. Mengatur-atur ustaz dan tema kajian, karena berani bayar mahal penceramah.
Oleh: Ustadz Zaenal Abidin, Lc hafizhahullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar